Translate

Sabtu, 10 Maret 2018

Ordovisium/Silur : Periode Kedua Pada Era Paleozoikum



   Setelah sebelumnya kita membahas tentang periode kambrium, Sekarang Saya akan melanjutkan tentang periode ke dua pada era Paleozoikum. Yaitu periode Ordovisium/Silur.



Sumber : slideplayer.info 



     Ordovisium/Silur adalah periode pada era Paleozoikum yang berkisar pada 400 - 300 juta tahun yang lalu. Periode yang mendapat namanya dari salah satu suku di Wales, Ordovices, ini didefinisikan oleh Charles Lapworth pada tahun 1879. Pada periode ini atmosfer bumi sudah berkembang sehingga suhu Bumi sudah lebih menurun dan kadar oksigen menigkat.


     Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona.


     Walaupun oksigen sudah cukup banyak, tapi udara masih sangat beracun karena kadar CO2 masih 300x lebih banyak dari sekarang. Ya, dengan kadar CO2 sebanyak itu cukuplah kira-kira untuk  membuat Kita pingsan jika bernafas tanpa bantuan alat bantu. Selain itu, udaranya juga masih sangat panas walaupun "masih lebih bisa dihuni ketimbang periode kambrium".


     Arthropoda yang awalnya hanya berupa trilobite yang biasa menjadi mangsa, di sini telah berubah ke bentuk yang lebih keren lagi dan lebih sangar dan menjadi trilobite versi 2 serangga air mematikan. Anomalocaris menghilang dan bangsa Euryptidae (Kalajengking air) mendominasi lautan Ordovisium/Silur.


     Jika pada periode Kambrium daratan adalah tempat yang paling berbahaya maka pada periode Ordovisium/Silur ini yang berbahaya justru adalah ya daratan juga........ ok sebenarnya yang harus lebih Kita waspadai jika "piknik" ke periode Ordovisium/Silur ini adalah lautannya. Kenapa ? karena aku tidak bisa berenang karena pada masa Ordovisium/Silur ini biota laut yang sebelumnya pada periode Kambrium berupa binatang imut-imut....... ya oke nggak imut-imut juga sih, telah berubah menjadi "monster-monster" yang aneh.



Sumber : walkingwith.wikia.com
     Pada periode ini pula diperkirakan munculnya tumbuhan pertama di daratan. Tumbuhan ini yang pertama "mengirimkan" tunasnya ke atas untuk menangkap cahaya ekstra yang membantunya tumbuh. Diperkirakan tumbuhan ini adalah cikal bakal bahkan pohon tertinggi saat ini.






     Sekarang Saya akan menjelaskan beberapa hewan yang menghuni periode Ordovisium/Silur ini.



   Brontoscorpio

     
Sumber : walkingwith.wikia.com


     Brontoscorpio adalah salah satu Euryptidae, yang berarti mereka hidup dan berburu di dalam air. Tetapi, terkadang mereka juga naik ke daratan untuk berpindah tempat. Racun yang ada di ekornya cukup berbahaya dan biasa digunakan untuk berburu. Makanan utama karnivora ini kemungkinan berupa cacing, ikan, atau arthropoda lain, serta hewan lain yang ada di sekitarnya.


   Megalograptus 



Sumber : japaneseclass.jp


     Megalograptus juga salah satu Euryptidae den sering berburu hewan-hewan kecil seperti placoderm (Ikan berperisai). Tidak seperti Brontoscorpio yang sudah memiliki racun di ekornya, Megalograptus tidak memiliki racun dan lebih mengandalkan capit yang bergerigi untuk menyobek mangsanya.

     Megalograptus memiliki lima spesies, empat berupa M. ohioensis, M. shideleri, M. welchi dan M. williamsae yang berasal dari Ohio dan satu spesies lagi berasal dari Virginia yang disebut M. alveolatus.


   Orthocone 



Sumber : walkingpedia.wikia.com


     Orthocone adalah sejenis moluska bercagkang pada zaman Ordovisium/Silur. Hewan ini sangat besar hingga bisa mencapai panjang sebuah truk. Walaupun cumi-cumi raksasa ini berenang dengan lambat, tapi saat menyerang mangsanya ia dapat bergerak dengan cepat.....................The Power of Makanan. Orthocone berenang dengan memompa air ke dalam cangkangnya untuk menyelam atau pergi ke permukaan air. Salah satu predator yang paling berbahaya ini menghabiskan banyak waktunya di dalam laut yang gelap, sehingga matanya sangat sensitif terhadap cahaya. Jadi, jika kalian bertemu dengan makhluk ini saat sedang jalan-jalan menjelajah waktu, cukup sinari ia dengan senter dan dia akan pergi dengan sendirinya itupun jika senter kalian masih dapat hidup di dalam air.



   Cephalaspis



Sumber : spinops.blogspot.co.id


     Haikouichthys pada periode Kambrium telah mengembangkan kemampuan baru, yaitu mengembangkan perisai di kepalanya sebagai bentuk adaptasi karena berjob tanker terhadap predator. Cephalaspis juga memiliki sensor getaran di bawah kepalanya untuk mendeteksi predator.



     Sekian beberapa hewan yang hidup pada periode Ordovisium/Silur. Nah, ada satu hal lagi yang ingin Saya jelaskan di sini. Dari awal sampai sekarang kalian pasti sadar bahwa Saya sering menyebut periode kedua era Pelozoikum ini "Ordovisium/Silur", tapi kenapa disebut Ordovisium/Silur ? Kenapa tidak Ordovisium saja ? atau kenapa tidak Silur saja ? Itu karena Ordovisium dan Silur adalah dua waktu yang berbeda, oleh karena itu beberapa buku sejarah atau literasi tentang era Paleizoikum menulis mereka dua periode yang berbeda sehingga ada periode Ordovisium dan ada periode Silur sendiri. Tapi ada juga yang mengganggapnya masih satu masa. Itu karena Ordovisium dan Silur memiliki karakteristik keadaan dan makhluk hidup yang mirip. Yang menjadi pemisah antara Ordovisium dan Silur adalah MEE (Mass Extinction Event). Di mana Ordovisium adalah waktu sebelum terjadi MEE, dan Silur adalah waktu setelah terjadinya MEE.


     Mass Extinction Event atau peristiwa kepunahan masal adalah sebuah peristiwa punahnya spesies Bumi secara besar-besaran. Nah pada masa Ordovisium/Silur ini pernah terjadi MEE pertama yang  mengakibatkan sekitar 75% spesies di Bumi saat itu punah.


     Penyebab MEE yang pertama ini diperkirakan karena pergeseran benua Gondwana dan sebagian besar lempeng Bumi. Hal ini menyebabkan Tsunami, Penurunan level air, dan juga letusan gunung berapi dalam air. Pembentukan es di kutub juga menjadi masalah besar sehingga spesies yang tidak bisa beradaptasi dengan perubahan, secara perlahan punah.



   Sekian hal yang dapat Saya sampaikan tentang periode ke dua era Peleozoikum ini. Atas kekurangan dan jika ada kesalahan informasinya Saya mohon maaf, dan terima kasih telah membaca postingan kali ini.

Sampai jumpa di postingan selanjutnya ~


















Sumber : Terima Kasih kepada blog-blog ini yang telah membantu sebagai referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar