Translate

Jumat, 07 Desember 2018

Berpikir Keritis Dalam Islam

 
A. Perintah berfikir kritis (dalil-dalil)
Surah Al Imran (3) : 159
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ    
فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (١٥٩)
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran : 159)[1]                

Penjelasan 

Surah Ali Imran Ayat 159 menyebutkan tiga hal secara berurutan untuk
dilakukan sebelum bermusyawarah, yaitu sebagai berikut
1. Bersikap lemah lembut. Orang yang melakukan musyawarah harus menghindari tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala. Jika tidak,maka mitra musyawarah akan pergi menghindar.
2. Memberi maaf dan bersedia membuka diri. Kecerahan pikiran hanya dapat hadir bersamaan dengan sirnanya kekerasan hati serta kedengkian dan dendam. 
3. Memohon ampunan Allah sebagai pengiring dalam bertekad, kemudian bertawakal kepada-Nya atas keputusan yang dicapai yang diharapkan dari musyawarah adalah mufakat untuk kebenaran karena Nabi Muhammad saw.
Di dalam bermusyawarah, kadang terjadi perselisihan pendapat atau perbedaan.
 
      Ayat ini menyinggung kekhususan Rasul, yakni akhlak mulia beliau. Ayat ini menyatakan, apa yang menyebabkan orang-orang Arab yang bersifat keras dan suka perang berkumpul di sisimu dan beriman kepadamu adalah kelembutan akhlakmu. Sekirannya kamu seperti mereka, maka tak seorangpun datang ke sisimu dan merekapun yang beriman akan berpaling darimu. Oleh karenanya, maafkanlah ketidaktaatan mereka dalam perang Uhud dan beristigfarlah untuk mereka. Meskipun sebelum perang anda bermusyawarah dengan mereka dan musyawarah ini gagal, namun janganlah anda meninggalkan musyawarah dengan mereka dalam urusan berhubungan dengan mereka. Karena engkau adalah teladan mereka.
 
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎
1.      Kasih sayang adalah hadiah Tuhan yang diberikan kepada para pimpinan agama.  
                  Siapa yang ingin menasihati orang lain, hendaknya dilakukan dengan kasih   sayang. 
2. Di samping melakukan musyawarah, jangan melupakan tawakal kepada Allah.
 

Kandungan Qs Ali Imraan: 159

a. Dalam menghadapi semua masalah harus dengan lemah lembut melalui jalur   musyawarah untuk mufakat, tidak boleh dengan hati yang kasar dan perilaku kekerasan.
b. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap urusan.
c. Apabila telah dicapai suatu kesepakatan, maka semua pihak harus menerima dan bertawakal (menyerahkan diri dan segala urusan) kepada Allah.
d. Allah mencintai hamba-hambanya yang bertawakkal
 
 
Adapun hal hal yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari hari
a.  Tidak boleh berkeras hati dan bertindak kasar dalam menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi dengan hati yang lemah lembut.
b.  Setiap muslim harus berlapang dada, berperilaku lemah lembut, pemaaf dan memohonkan ampun kepada Allah.
c.  Dalam kehidupan sehari-hari kita harus mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap persoalan.
d. Apabila telah tercapai mufakat, maka setiap individu harus menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah.
e.  Selalu berserah diri kepada Allah sehingga tercapai keseimbangan antara ikhtiyar dan berdo’a
Surah Al Imran (3) : 190-191
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ                                            
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (190)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ                                                                                                                           
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (191)

Uraian dan Tafsir ayat

     Dalam ayat 190 menjelaskan bahwa sesungguhnya dalam tatanan langit dan bumi serta keindahan perkiraan dan keajaiban ciptaan-Nya juga dalam silih bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang tahun yang dapat kita rasakan langsung pengaruhnya pada tubuh kita dan cara berpikir kita karena pengaruh panas matahari, dinginnya malam, dan pengaruhnya yang ada pada dunia flora dan fauna merupakan tanda dan bukti yang menunjukkan keesaan Allah, kesempurnaan pengetahuan dan kekuasaan-Nya.
 
     Langit dan bumi dijadikan oleh Al-Khaliq tersusun dengan sangat tertib.Bukan hanya semata dijadikan, tetapi setiap saat nampak hidup.Semua bergerak menurut aturan.
 
     Silih bergantinya malam dan siang, besar pengaruhnya atas hidup kita dan segala yang bernyawa.Kadang-kadang malam terasa panjang dan sebaliknya.Musim pun silih berganti.Musim dingin, panas, gugur, dan semi.Demikian juga hujan dan panas.Semua ini menjadi tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah bagi orang yang berpikir.Bahwa tidaklah semuanya terjadi dengan sendirinya.Pasti ada yang menciptakan yaitu Allah SWT.
 
     Pada ayat 191 mendefinisikan orang-orang yang mendalam pemahamannya dan berpikir tajam (Ulul Albab), yaitu orang yang berakal, orang-orang yang mau menggunakan pikirannya, mengambil faedah, hidayah, dan menggambarkan keagungan Allah.Ia selalu mengingat Allah (berdzikir) di setiap waktu dan keadaan, baik di waktu ia beridiri, duduk atau berbaring. Jadi dijelaskan dalam ayat ini bahwa ulul albab yaitu orang-orang baik lelaki maupun perempuan yang terus menerus mengingat Allah dengan ucapan atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi.
 
     Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa objek dzikir adalah Allah, sedangkan objek pikir adalah makhluk-makhluk Allah berupa fenomena alam.Ini berarti pengenalan kepada Allah lebih banyak didasarkan kepada kalbu, Sedang pengenalan alam raya oleh penggunaan akal, yakni berpikir. Akal memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk memikirkan fenomena alam, tetapi ia memiliki keterbatasan dalam memikirkan Dzat Allah, karena itu dapat dipahami sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim melalui Ibn ‘Abbas,
تفكرافى اخلق ولاتتفكروافى اخا لق                                                                      
“Pikirkan dan renungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah jangan sekali-kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan hakikat Penciptanya, karena bagaimanapun juga kamu tidak akan sampai dan tidak akan dapat mencapai hakikat Zat Nya.”
 
 
     Orang-orang yang berdzikir lagi berfikir mengatakan: "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan makhluk ini semua, yaitu langit dan bumi serta segala isinya dengan sia-sia, tidak mempunyai hikmah yang mendalam dan tujuan yang tertentu yang akan membahagiakan kami di dunia dan di akhirat, sebagaimana disebar luaskan oleh sementara orang-orang yang ingin melihat dan menyaksikan akidah dan tauhid kaum muslimin runtuh dan hancur. Maha Suci Engkau Ya Allah dari segala sangkaan yang bukan bukan yang ditujukan kepada Engkau. Karenanya, maka peliharalah kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi orang-rang yang tidak beriman.Ucapan ini adalah lanjutan perasaan sesudah dzikir dan pikir, yaitu tawakkal dan ridha, berserah dan mengakui kelemahan diri.Sebab itu bertambah tinggi ilmu seseorang, seyogyanya bertambah pula dia mengingat Allah.Sebagai tanda pengakuan atas kelemahan diri itu, dihadapan kebesaran Tuhan.
 

Isi Kandungan

     Pada QS. Ali-Imran ayat 190-191 di dalamnya memiliki kandungan hukum  yaitu Allah mewajibkan kepada umatnya untuk menuntu ilmu dan memerintahkan untuk mempergunakan pikiran kita untuk merenungkan alam, langit dan bumi (yakni memahami ketetapan-ketetapan yang menunjukkan kepada kebesaran Al-Khaliq, pengetahuan) serta pergantian siang dan malam. Yang demkian ini menjadi tanda-tanda bagi orang yang berpikir, bahwa semua ini tidaklah terjadi dengan sendirinya. Kemudian dari hasil berpikir tersebut, manusia hendaknya merenungkan dan menganalisa semua yang ada di alam semesta ini, sehingga akan tercipta ilmu pengetahuan

 
 
B. Hakikat berfikir kritis 
    Pentingnya kemampuan berpikir kritis tak lepas dari teori konstruk pemikiran, dalam artian kurikulum menginginkan peserta didik mampu memiliki sebuah daya dalam hal mebangun kerangka berpikir kritis, sehingga output yang akan dihasilkan akan benar-benar bergaransi baik dalam pengembangan soft skilnya, kemampuan ini seringkali tidak diberdayagunakan oleh guru-guru dalam mengeksplor kemampuan kognitif siswa, banyak proses pembelajaran yang digunakan oleh guru yang  hanya mengandalkan sebuah istilah  yang penting pembelajaran ada, tapi mereka tidak memahami bahwa bukan hanya dari segi itu kemampuan kognif siswa akan tercapai. Benar terlihat ada pembelajaran tapi kualitas yang ada hanyalah sebuah standar yang benar-benar tak menghasilkan apa-apa. 
 
  Salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan berpikir. 
 
  Morgan (1999) mengutip pendapat Marzano (1992) memberikan kerangka tentang pentingnya pembelajaran berpikir yaitu: 
(1) berpikir diperlukan untuk mengembangkan sikap dan persepsi yang mendukung terciptanya kondisi kelas yang positif, 
(2) berpikir perlu untuk memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan, 
(3) perlu untuk memperluas wawasan pengetahuan, 
(4) perlu untuk mengaktualisasikan kebermaknaan pengetahuan, 
(5) perlu untuk mengembangkan perilaku berpikir yang menguntungkan.
 

 
C. Manfaat berfikir kritis 
1. Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif
        Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih Anda memiliki kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional. Dimana Anda juga akan dapat berpikir secara mandiri dan reflektif. Berpikir dan bertindak reflektif adalah tindakan dan pikiran yang tidak Anda rencanakan, terjadi secara spontan dan begitu saja, secara refleks otak Anda akan memikirkan suatu hal serta melakukan hal-hal lain tanpa perlu Anda memikirkan atau menyuruh otak Anda untuk memikirkan secara ulang. Terbiasa berpikir kritis juga akan membuat Anda memiliki banyak alternatif jawaban serta ide-ide kreatif. Jika Anda mempunyai suatu masalah, Anda tidak hanya terpaku pada satu jalan keluar atau penyelesaian, Anda akan memiliki banyak opsi atau pilihan penyelesaian masalah tersebut. Berpikir kritis akan membuat Anda memiliki banyak ide-ide kreatif dan inovatif serta out of the box.
2. Mudah memahami sudut pandang orang lain
       Berpikir kritis membuat pikiran dan otak Anda lebih fleksibel. Anda tidak akan terlalu kaku dalam berpikir atas pendapat atau ide-ide dari orang lain. Anda lebih mudah untuk menerima pendapat orang lain dan persepsi yang berbeda dari persepsi Anda sendiri. Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan, namun jika Anda telah terbiasa untuk berpikir kritis, maka dengan sendirinya, secara spontanitas, hal ini akan mudah untuk Anda lakukan. Keuntungan lain dari memiliki pikiran yang lebih fleksibel dari berpikir kritis adalah Anda lebih mudah memahami sudut pandang orang lain. Tidak terlalu terpaku pada pendapat Anda sendiri, dan lebih terbuka terhadap pemikiran, ide, atau pendapat orang lain.
3. Menjadi rekan kerja yang baik
      Lebih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa Anda peroleh karena berpikir kritis. Dan manfaat-manfaat itu pada umumnya saling berkaitan. Misalnya saja Anda lebih mudah, terbuka, menerima, serta tidak kaku dalam menerima pendapat orang lain, Anda tentu kaan lebih dihormati oleh rekan kerja Anda. Karena Anda mau menerima pendapat orang lain dengan pikiran terbuka. Maka rekan kerja Anda pasti akan menganggap Anda sebagai rekan kerja yang baik. Di dalam lingkungan kerja, hal lain yang penting selain pekerjaan dan hubungan dengan atasan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja ini tentu saja dipengaruhi oleh rekan-rekan kerja Anda. Jika hubungan Anda baik dengan rekan kerja, situasi lingkungan kerja juga akan lebih baik dan lebih kondusif serta produktif dalam bekerja.
4. Lebih Mandiri
   Berpikir kritis membuat Anda mampu berpikir lebih mandiri, artinya tidak harus selalu mengandalkan orang lain. Saat dihadapkan pada situasi yang rumit dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, Anda tidak perlu menunggu seseorang yang Anda anggap mampu menyelesaikan masalah, karena Anda sendiri juga mampu menyelesaikan masalah tersebut. Dengan memiliki pikiran yang kritis, Anda dapat memunculkan ide-ide, gagasan, serta saran-saran penyelesaian masalah yang baik. Dengan berpikir kritis, akan melatih otak Anda untuk berpikir lebih kritis, tajam, kreatif, serta inovatif.
5. Sering menemukan peluang baru
     Dengan berpikir kritis, lebih memungkinkan Anda untuk menemukan peluang-peluang baru dalam segala hal, bisa dalam pekerjaan maupun bisnis atau usaha Anda. Berpikir kritis membuat pikiran Anda lebih tajam dalam menganalisa suatu masalah atau keadaan. Tentu saja hal ini akan berdampak pada kewaspadaan Anda itu sendiri. Untuk menemukan peluang, dibutuhkan pikiran yang tajam serta mampu menganalisa peluang yang ada pada suatu keadaan. Berpikir kritis akan menguntungkan Anda, karena Anda akan lebih cepat dalam menemukan peluang tersebut jika dibandingkan dengan orang yang tidak terbiasa berpikir kritis.
6. Meminimalkan salah persepsi
     Salah persepsi akan sering terjadi bila Anda tidak terbiasa berpikir kritis. Saat Anda menerima sebuah pernyataan dari orang lain dan orang lain tersebut juga percaya akan pernyataan tersebut maka jika Anda memiliki pemikiran yang kritis Anda akan mencari kebenaran akan persepsi tersebut. Anda tidak akan mudah salah dalam sebuah persepsi yang belum tentu benar hanya dengan orang lain mengatakan hal tersebut adalah benar. Saat Anda tahu sebuah persepsi dari orang lain tersebut salah Anda akan membantu bukan hanya diri Anda tapi juga orang tersebut. Dengan semakin Anda berpikir kritis hal ini akan meminimalkan salah persepsi.
7. Tidak mudah ditipu
    Berpikir kritis membuat Anda dapat berpikir lebih rasional serta beralasan. Anda mengambil keputusan berdasarkan fakta, atau Anda akan menganalisa suatu anggapan terlebih dahulu kemudian Anda kaitkan dengan sebuah fakta. Anda tidak mudah percaya dengan perkataan orang lain. Sehingga hal tersebut akan memudahkan Anda untuk tidak tertipu atau ditipu oleh orang lain. Anda akan memproses suatu informasi apakah relevan atau sesuatu yang  mustahil sehingga Anda dapat simpulkan sebagai sesuatu yang tidak benar atau mengandung unsur kebohongan. Berpikir kritis menuntun Anda lebih selektif dalam mengolah informasi, sehingga Anda tidak akan mudah tertipu karena setiap mendapat suatu informasi, Anda tidak akan langsung mempercayainya begitu saja, namun Anda akan menganalisisnya kembali secara rasional.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar